15 Dampak Lingkungan Utama dari Pertumbuhan Penduduk

Saat kita melihat dampak pertumbuhan populasi terhadap lingkungan, mari kita akui bahwa manusia adalah hewan yang menakjubkan. Selama ribuan tahun, umat manusia bermula dari daerah terpencil di Afrika dan menghuni hampir seluruh penjuru bumi. Kami banyak akal, tangguh, dan fleksibel—mungkin sedikit terlalu fleksibel.

Saat ini ada lebih dari 8 miliar orang di planet ini. Artinya ada sekitar delapan miliar tubuh yang membutuhkan makanan, pakaian, kehangatan, dan, idealnya, perawatan dan pendidikan.

Lebih dari 8 miliar orang, yang jumlahnya masih terus meningkat, mengalami hal ini secara bersamaan menghasilkan limbah dalam jumlah besar dan menggunakan sumber daya. Pada tahun 2050, populasi dunia diperkirakan akan mencapai 9.2 miliar, menurut perkiraan PBB.

Penyakit, variasi iklim, dan variabel sosial lainnya telah membatasi populasi manusia selama sebagian besar keberadaan kita. Pertumbuhan populasi ini sangat kecil, hanya sepersekian kecil dari pertumbuhan populasi saat ini.

Kita baru bisa menjangkau satu miliar orang pada tahun 1804. Sejak itu, populasi kita bertambah dengan cepat berkat kemajuan teknologi, nutrisi, dan obat-obatan.

Mengelola dan memahami dampak ekspansi populasi yang tinggi sangatlah penting karena hal ini dengan cepat menjadi salah satu permasalahan paling mendesak di abad ke-21.

Perluasan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, terobosan dalam layanan kesehatan, pola migrasi, dan tren ekonomi.

Dunia perlu menemukan solusi yang memprioritaskan pengelolaan sumber daya dan pembangunan berkelanjutan karena mereka berjuang untuk mengatasi masalah yang timbul akibat peningkatan ini.

Para pembuat kebijakan dan perencana dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menjamin hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan lingkungan dengan menganalisis pertumbuhan penduduk.

Persimpangan antara ekspansi populasi dan beberapa hal lainnya masalah lingkungan hidup yang paling mendesak hari kita ada. Tekanan yang disebabkan oleh peningkatan populasi global terhadap sumber daya bumi yang terbatas memperburuk kerentanan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Apa itu Pertumbuhan Penduduk?

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang tinggal di suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Imigrasi, emigrasi, dan perbedaan tingkat kelahiran dan kematian semuanya dapat berkontribusi terhadap perubahan ini.

Pertumbuhan penduduk yang positif terjadi ketika jumlah kelahiran lebih banyak dibandingkan kematian, atau ketika lebih banyak orang bermigrasi ke suatu tempat dibandingkan meninggalkannya. Sebaliknya, pertumbuhan penduduk negatif terjadi ketika jumlah kematian lebih banyak dibandingkan jumlah kelahiran atau ketika lebih banyak orang yang pindah dari suatu tempat dibandingkan yang pindah ke suatu tempat.

Kekhawatiran semakin meningkat mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan kerusakan lingkungan, khususnya mengingat dampak serius perubahan iklim terhadap dunia.

Kami akan membahas secara lebih rinci mengenai dampak kompleks pertumbuhan populasi terhadap ekosistem dalam artikel ini, serta alasan-alasan mengapa hal ini perlu segera diatasi.

Dampak Lingkungan dari Pertumbuhan Penduduk

  • Menipisnya Sumber Daya
  • Generasi limbah
  • Kehilangan Keanekaragaman Hayati
  • Tekanan terhadap Hutan
  • Urbanisasi
  • Industrialisasi
  • Degradasi tanah
  • Perkembangan Transportasi
  • Perubahan iklim
  • Produktifitas
  • Infrastruktur dan Pelayanan
  • Kelangkaan Pangan
  • Tantangan Sosial
  • Masalah Kesehatan
  • Pencemaran Udara dan Air

1. Menipisnya Sumber Daya

Jika suatu sumber daya habis lebih cepat daripada kemampuan untuk memperbaharuinya, maka sumber daya tersebut dikatakan habis. Permintaan terhadap berbagai sumber daya meningkat dengan cepat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah kelangkaan.

  • Bahan bakar fosil
  • Mineral
  • Kelangkaan air

1. Bahan bakar fosil

Kebutuhan akan bahan bakar tidak hanya meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, namun energi juga sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi kehidupan dan mendorong ekspansi ekonomi.

Sayangnya, hal ini sering kali bergantung pada penggunaan bahan bakar fosil, yang merusak lingkungan dengan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer. Ambil contoh India.

Dengan populasi terbesar dan laju ekspansi tercepat, negara ini bergantung pada bahan bakar fosil, khususnya batu bara. Hal ini karena, meskipun memiliki potensi, pengembangan sumber energi terbarukan memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan biaya finansial yang besar.

2. Mineral

Tingkat yang tidak berkelanjutan ekstraksi mineral terjadi pada beberapa mineral utama yang digunakan dalam industri dan teknologi modern, seperti litium yang digunakan dalam baterai atau logam tanah jarang yang digunakan dalam elektronik.

Karena menipisnya mineral yang mudah diakses, teknik penambangan yang lebih boros energi dan berbahaya bagi lingkungan telah menjadi suatu keharusan.

3. Kelangkaan air

Kelangkaan air merupakan masalah utama di seluruh dunia, dimana banyak negara mengalami kesulitan untuk menyediakan air minum bersih bagi seluruh penduduknya.

Menurut UNICEF dan WHO, satu dari tiga orang di dunia tidak memiliki akses terhadap air minum bersih, dan menurut WWF Berdasarkan prediksi, dua pertiga populasi dunia akan menghadapi kelangkaan air pada tahun 2025.

Masalah ini menjadi lebih buruk karena polusi yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, seperti pembuangan limbah industri ke sungai. Konflik atas terbatasnya sumber daya merupakan akibat dari kekurangan air dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan lebih lanjut.

2. Timbulan Sampah

Karena aktivitasnya yang merusak, manusia semakin banyak membuang sampah ke lingkungan. Sampah yang dihasilkan manusia merusak ekosistem dan mengurangi kapasitasnya untuk menyerap lebih banyak sampah karena tidak diubah. Lebih-lebih lagi, limbah mencemari udara dan air.

3. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Peningkatan populasi telah menyebabkan pembangunan perkotaan dan deforestasi, yang memiliki habitatnya berkurang secara signifikan. Aktivitas manusia dan degradasi habitat menempatkan spesies ikonik seperti badak jawa, orangutan sumatera, dan lumba-lumba vaquita dalam bahaya kepunahan.

Selanjutnya peristiwa pemutihan di Great Barrier Reef, a hotspot keanekaragaman hayati global diperburuk oleh pengaruh langsung manusia seperti pembangunan pesisir dan penangkapan ikan, disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan hidup.

4. Tekanan terhadap Hutan

Manusia telah membangun pemukiman baru. Sekarang ada jalan raya nasional, proyek pembangkit listrik tenaga air, dan menghancurkan hutan. Saat ini terjadi ketidakseimbangan ekologi akibat tindakan merusak tersebut.

Sering disebut sebagai “paru-paru Bumi”, hutan hujan Amazon telah mengalami penggundulan lahan secara luas untuk pertanian, sebagian besar untuk lahan penggembalaan kedelai dan ternak. Selain menurunkan keanekaragaman hayati, hal ini juga berdampak pada siklus karbon global karena pohon menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida.

5. Urbanisasi

Lingkungan hidup terkena dampak negatif dari hal ini urbanisasi, yang merupakan akibat dari pertumbuhan penduduk yang pesat. Sumber daya alam di perkotaan menghilang dengan cepat akibat tekanan populasi.

Selain itu, masyarakat juga kekurangan akses terhadap air minum bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai. Akibatnya, kesehatan masyarakat terkena dampak negatif. Urbanisasi tidak diragukan lagi meringankan beban lingkungan pedesaan, namun juga merusak lingkungan melalui sampah, polutan, dan pertumbuhan industri.

6. Industrialisasi

Pendekatan industrialisasi intensif yang dilakukan negara-negara terbelakang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Pencemaran tanah, udara, dan air diakibatkan oleh penciptaan industri seperti Pupuk, bahan kimia, besi dan baja, dan kilang.

7. Degradasi Lahan

Penggunaan lahan secara berlebihan dan sumber daya air disebabkan oleh teknik pertanian yang intensif, penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan, dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat serta peningkatan permintaan pangan global. Karena hal ini, telah terjadi salinisasi, genangan air, dan erosi tanah di lahan tersebut.

8. Pembangunan Transportasi

Bangkitnya transportasi di berbagai belahan dunia juga bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan. Sejumlah besar gas beracun, termasuk hidrokarbon, nitrogen oksida, dan karbon monoksida, dihasilkan oleh mobil. Karena pertumbuhan pelabuhan dan pelabuhan, tumpahan minyak di kapal merugikan hutan bakau, perikanan, terumbu karang, dan lanskap.

9. Perubahan Iklim

Karena gas rumah kaca, iklim bervariasi secara tidak teratur. Aktivitas manusia mempengaruhi lapisan tipis udara yang menyelimuti bumi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kontaminan berbahaya dalam jumlah yang tidak dapat diterima masih terpapar pada penduduk perkotaan. Selain itu, gas rumah kaca masih menumpuk di atmosfer dan merusak pepohonan akibat pengendapan asam dari lokasi bisnis yang jauh.

10. Produktifitas

Degradasi lingkungan menurunkan output ekonomi selain merugikan kesehatan. Sejumlah besar penyakit utama disebabkan oleh polusi udara, degradasi lahan, sanitasi yang buruk, dan air kotor di negara-negara berkembang seperti India.

Akibatnya, hal ini menurunkan tingkat produktivitas negara. Misalnya saja, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, menurunnya aktivitas perikanan di sungai, kolam, dan kanal telah dikaitkan dengan pencemaran air. Kota kecil, kota besar, dan desa mengalami penurunan aktivitas ekonomi akibat kelangkaan air.

Karena kontaminasi tanah dan limbah berbahaya, sumber daya air tanah tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian atau industri.

Saluran transportasi sungai dan kanal tersumbat, dan waduk-waduk mengalami pendangkalan akibat degradasi tanah, menyebabkan kekeringan, erosi tanah, dan masalah lainnya. Tidak ada lagi peluang untuk penebangan berkelanjutan karena hal ini longsoran disebabkan oleh deforestasi.

Sumber daya genetik telah hilang akibat hilangnya keanekaragaman hayati.

Belum lagi, perubahan atmosfer telah mengakibatkan terganggunya rantai makanan di laut, rusaknya infrastruktur pesisir akibat kenaikan permukaan laut, dan variasi hasil pertanian antar wilayah akibat badai di lautan.

Oleh karena itu, output perekonomian suatu negara terancam oleh degradasi lingkungan.

11. Infrastruktur dan Pelayanan

Jalan, sekolah, dan rumah sakit memerlukan infrastruktur tambahan untuk mengakomodasi pertumbuhan populasi. Ketidakmampuan pembangunan infrastruktur untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk mengakibatkan padatnya jaringan transportasi, rendahnya fasilitas kesehatan dan pendidikan, serta terbebaninya layanan publik di banyak kota berkembang.

12. Kelangkaan Pangan

Kebutuhan pangan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia. Hal ini dapat mengakibatkan penggembalaan berlebihan, eksploitasi perikanan yang berlebihan, dan lain-lain penipisan air tanah, sehingga sulit untuk mendukung pertumbuhan populasi dunia.

Masalah-masalah ini menjadi lebih buruk karena pertanian industri dan pertanian berlebihan, yang keduanya berdampak buruk terhadap ekosistem.

13. Tantangan Sosial

Populasi yang padat, khususnya di perkotaan, dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, meningkatkan angka kejahatan, dan mempersulit pemberian kesempatan yang adil bagi semua orang.

14. Masalah Kesehatan

Di daerah padat penduduk, khususnya yang mempunyai sanitasi buruk dan pelayanan medis yang padat, penyakit cenderung menyebar lebih cepat. Wabah penyakit mungkin lebih sering terjadi dan sistem layanan kesehatan mungkin akan terbebani terlalu banyak di lokasi tersebut.

15. Pencemaran Udara dan Air

Khususnya di negara-negara berkembang, industrialisasi dan urbanisasi yang pesat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius.

Sebagai gambaran, tingkat kualitas udara berbahaya telah dilaporkan di Beijing dan Delhi sebagai akibat dari campuran berbagai polutan, limbah industri, dan emisi kendaraan.

Kontaminasi serupa dari limbah industri telah mempengaruhi kehidupan perairan dan manusia di sungai-sungai seperti Yangtze di Tiongkok dan Gangga di India.

Kesimpulan

Kita semua terkena dampak lingkungan yang signifikan akibat peningkatan jumlah penduduk, mulai dari penggundulan hutan hingga kelangkaan air, polusi udara, dan pemanasan global. Kita harus memahami dampak ini dan berkolaborasi untuk mengembangkan solusi.

Kita dapat mengurangi dampak lingkungan dari perluasan populasi dengan menerapkan penggunaan lahan berkelanjutan, sumber energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, metode produksi pertanian dan pangan yang etis, konservasi sumber daya, dan ekonomi sirkular.

Meskipun kita semua harus berupaya melakukan transformasi pribadi, kita juga harus memberikan tekanan pada pemerintah untuk bertindak dan menyediakan dana untuk perbaikan jangka panjang.

Rekomendasi

editor at LingkunganPergi! | providenceamaechi0@gmail.com | + posting

Seorang pencinta lingkungan yang didorong oleh hasrat. Penulis konten utama di EnvironmentGo.
Saya berusaha untuk mendidik masyarakat tentang lingkungan dan masalah-masalahnya.
Itu selalu tentang alam, kita seharusnya melindungi bukan menghancurkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.